System Pengukuran



Sistem pengukuran gampangnya bisa dibilang sebagai sistem instrumentasi yang secara khusus ditujukan untuk melakukan pengukuran. Dengan demikian, maka elemen-elemen yang menyusun sistem pengukuran merupakan elemen-elemen yang biasa kita jumpai pada sistem instrumentasi seperti pada umumnya. sebelum membahas mengenai elemen-elemen dasar sistem dan terminologi yang digunakan dalam menjelaskan unjuk kerja (performance) dari sebuah sistem instrumentasi pengukuran, terlebih dahulu harus mengerti apa yang dimaksud dengan “sistem”.
Secara umum, pengertian sistem dijelaskan pada gambar berikut.
sistem
Dalam suatu sistem teknik, seorang engineer lebih tertarik dengan parameter-parameter masukan dan keluaran sistem ketimbang cara kerja internal elemen-elemen komponen sistem tersebut. Misalnya saja sebuah amplifier, maka akan lebih berkepentingan untuk mengetahui hubungan keluaran amplifier tersebut terhadap masukan yang diberikan ketimbang cara kerja internal amplifier tersebut. Secara umum sistem didefinisikan sebagai susunan beberapa bagian dalam suatu batasan-batasan tertentu yang bekerja bersama-sama untuk menghasilkan suatu keluaran dari masukan-masukan yang diberikan. Batasan-batasan tersebut memisahkan sistem dari lingkungan dan sistem akan berinteraksi dengan lingkungan melalui sinyal-sinyal yang bergerak melewati batas-batas tersebut baik dari lingkungan menuju sistem maupun sebaliknya. Banyak cara yang dapat digunakan untuk merepresentasikan sebuah sistem, misalnya dengan sebuah diagram blok.
Sistem instrumentasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran memiliki masukan berupa nilai sebenarnya dari variabel yang sedang diukur, dan keluaran berupa nilai variabel yang terukur seperti gambar berikut.
Sebagai contoh, termometer dapat digunakan untuk memberikan nilai numerik dari temperatur pada sebuah cairan. Namun harus dipahami karena berbagai alasan, nilai numerik ini mungkin tidak merepresentasikan nilai variael yang sebenarnya. Jadi dalam kasus ini sangat mungkin terjadi eror dalam pengukuran misalnya disebabkan oleh keterbatasan akurasi dalam kalibrasi skala, eror pembacaan karena pembacaannya jatuh diantara dua tanda skala, atau mungkin juga eror yang muncul karena pencelupan termometer dari cairan dingin ke cairan panas, yang menyebabkan terjadinya penurunan temperatur cairan pada cairan panas, sehingga temperatur yang sedang diukur pun berubah.
Dari fenomena-fenomena seperti ini lah, maka muncul istilah-istilah atau terminologi yang menggambarkan unjuk kerja (performansi) pada suatu sistem pengukuran dan elemen-elemen fungsionalnya seperti akurasi, eror, jangkauan (range), presisi, repeatibility, reproduksibilitas, sensitivitas, dan stabilitas yang nantinya akan mempengaruhi karakteristik dinamik suatu sistem pengukuran sehingga dapat dilihat ferformansinya secara menyeluruh. Pembahasan mengenai istilah-istilah unjuk kerja ini, akan dibahas pada tulisan berikutnya. Sistem instrumentasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran terdiri dari beberapa elemen-elemen yang digunakan untuk menjalankan beberapa fungsi tertentu. Elemen-elemen fungsional ini adalah sensor, prosesor sinyal, dan penampil data.
Sensor adalah elemen sistem yang secara efektif berhubungan dengan proses dimana suatu variabel sedang diukur dan menghasilkan suatu keluaran dalam bentuk tertentu tergantung pada variabel masukannya, dan dapat digunakan oleh bagian sistem pengukuran yang lain untuk mengenali nilai variabel tersebut. sebagai contoh adalah sensor termokopel yang memiliki masukan berupa temperatur serta keluaran berupa gaya gerak listrik (GGL) yang kecil. GGL yang kecil ini oleh bagian sistem pengukuran yang lain dapat diperkuat sehingga diperoleh pembacaan pada alat ukur.
Prosesor sinyal merupakan elemen sistem instrumentasi yang akan mengambil keluaran dari sensor dan mengubahnya menjadi suatu bentuk besaran yang cocok untuk tampilan dan transmisi selanjutnya dalam beberapa sistem kontrol. Seperti pengondisi sinyal (signal conditioner) merupakan salah satu bentuk prosesor sinyal.
Untuk contoh kasus termokopel seperti dijelaskan sebelumnya, elemen prosesor sinyal ini dapat berupa penguat yang digunakan untuk meningkatkan besar GGL yang dihasilkan sensor termokopel.
Elemen terakhir pada sebuah sistem instrumentasi pengukuran adalah penampil data. Elemen ini menampilkan nilai-nilai yang terukur dalam bentuk yang isa dikenali oleh pengamat, seperti melalui sebuah alat penampil (display), misalnya sebuah jarum penunjuk (pointer) yang bergerak disepanjang skala suatu alat ukur. Selain ditampilkan, sinyal tersebut juga dapat direkam, misalnya pada kertas perekam diagram atau pada piringan magnetik, ataupun ditransmisikan ke beberapa sistem yang lain seperti sistem kontrol/kendali.
Dengan menggabungkan ketiga elemen-elemen pembentuk sistem instrumentasi pengukuran di atas, maka secara umum sistem pengukuran dapat digambarkan sebagai berikut.





 
Back to top Copyright © 2013 | PT.ALIA TEKNIK All Rights Reserved